Archive | December 24, 2012

Organ Tumbuhan

Organ Tumbuhan

Organ tubuh tumbuhan biji yang pokok ada tiga, yaitu akar, batang, dan daun. Organ tubuh tersebut dapat bermodifikasi menjadi organ lain, misalnya akar berubah menjadi umbi karena fungsinya untuk menyimpan cadangan makanan ataupun alat perkembangbiakan secara vegetatif. Batang berubah menjadi akar rimpang ataupun umbi batang, yang penting untuk menyimpan zat makanan dan perkembangbiakan secara vegetatif. Daun bermodifikasi menjadi bunga, yang mempunyai peran penting dalam perkembangbiakan secara generatif.

AKAR

Akar berasal dari akar lembaga (radikula), yaitu akar yang pertama kali tumbuh dari embrio dalam biji. Pada tumbuhan dikotil dan tumbuhan biji terbuka, akar lembaga terus tumbuh sehingga dihasilkan akar tunggang. Pada tumbuhan monokotil, akar lembaga mati. Selanjutnya dari pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang mempunyai ukuran yang hampir sama, disebut akar serabut.

Akar monokotil dan dikotil, ujungnya dilindungi oleh tundung akar atau kaliptra yang penting saat menembus lapisan tanah. Pada akar tumbuhan monokotil, di antara kaliptra dan ujung akar terdapat sel-sel pembentuk kaliptra, disebut kaliptrogen. Sel-sel Kaliptra yang letaknya dekat ujung mengandung butir-butir zat tepung, dinamakan kolumela.

Fungsi Akar :

  • Untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah atau substrat tempat hidupnya. Kedalaman dan luasnya akar, umumnya berimbang dengan ketinggian dan rindangnya tumbuhan.
  • Pada beberapa jenis tumbuhan, akar berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan. Atau sebagai akar nafas pada tumbuhan bakau.
  • Untuk menyerap air dan hara tanah serta mengalirkan ke batang.

Anatomi Akar 

Apabila dilakukan pengamatan terhadap sayatan akar dengan bantuan mikroskop maka akan tampak macam-macam jaringan yang menyusun akar. Pada sayatan membujur ujung akar, tampak adanya tudung akar, daerah pembelahan sel, daerah pembentangan sel, dan daerah differnsiasi atau pematangan sel.

  • Epidermis Akar. Sel-sel epidermis tersusun rapat, memiliki satu lapisan sel, tidak mempunyai ruang antarsel. Dinding selnya tipis bersifat semipermeabel, serta mudah dilewati air dan hara tanah. Sel-sel apidermis yang terletak di belakang titik tumbuh akar dan segaris xilem, dapat tumbuh membentuk bulu akar. Terbentuknya bulu akar menyebabkan permukaan akar menjadi lebih luas sehingga penyerapan zat menjadi lebih efisien. Makin jauh dari ujung akar, dinding sel epidermis makin tebal dan bersifat impermiabel (tidak dapat dilalui oleh air dan hara tanah). Sel-sel tersebut mempunyai fungsi pokok sebgai pelindung jaringan.
  • Korteks. Korteks atau kulit pertama akar terdiri atas lapisan-lapisan sel berdinding tipis. Sel-sel tersebut mempunyai banyak ruang antarsel yang penting untuk pertukaran zat.
  • Endodermis. Endodermis merupakan lapisan terdalam korteks dan sekaligus sebagai pemisah antara korteks dengan silinder pusat. Sel-sel endodermis tersusun rapat, tanpa ruang antarsel. Sel endodermis yang masih muda dinding selnya tipis dan bersifat semipermeabel. Namun, sejalan dengan bertambahnya umur tumbuhan, dinding sel endodermis yang bertambah umurnya juga mengalami perubahan. Mula-mula dinding sel yang letaknya tegak lurus dengan silinder pusat mengalami penebalan zat gabus, disebut pita Caspary. Penebalan dinding sel oleh gabus ini menyebabkan dinding sel tersebut tidak dapat dilalui air (bersifat imepermeabel). Untuk menuju ke silinder pusat, air melalui dinding sel yang letaknya sejajar dengan silinder pusat dan protoplasma yang bersifat semipermeabel. Untuk menjaga agar air tetap dapat masuk ke silinder pusat, sel-sel endodermis yang letaknya segaris dengan xilem, dindingnya tidak mengalami penebalan. Sel-sel ini disebut sel peresap atau sel penerus.Stele / Silinder pusat
    Stele merupakan bagian terdalam dari akar. Bagian ini terdiri atas beberapa macam jaringan, yaitu sebagai berikut :

    • Perisikel atau perikambium. Merupakan lapisan terluar dari stele. Dalam perkembangan selanjutnya, sel-sel perisikel yang letaknya segaris dengan xilem dapat berubah menjadi jaringan meristem. Sel-selnya membelah ke arah luar, akhirnya terbentuklah cabang akar. Karena pembentukan cabang akar dimulai dari silinder pusat (dari lapis perisikel) maka pertumbuhan cabang akar tersebut bersifatendogen.
    • Vasis atau berkas pembuluh angkut. Terdiri atas xilem dan floem, yang tersusun bergantian menurut arah jari-jari. Pada tumbuhan dikotil, di antara xilem dan floem terdapat kambium. Dalam penampang melintang akar, kambium tampak seperti bintang. Kambium ini merupakan titik tumbuh sekunder, ke dalam membentuk xilem dan ke luar membentuk floem.
    • Jaringan parenkim, jaringan pengisi daerah di antara vasis. Jaringan ini biasa disebut empulur.

    BATANG

    Batang adalah bagian tumbuhan yang meliputi akar, batang, cabang, dan ranting. Pada awal terbentuknya, batang berasal dari batang lembaga yang terdapat pada embrio di dalam biji. Pada pertumbuhan selanjutnya, batang berasal dari meristem apikal. Perkembangan meristem apikal pada tumbuhan dikotil dan monokotil terdapat perbedaan yang khas. Akibatnya susunan anatomi jaringannya pun berbeda.

    Batang umumnya terdapat di permukaan, tetapi yang terpenting adalah bagian yang berdaun.

    Batang berfungsi untuk :

    • Tempat perlintasan air dan mineral juga hasil fotosintesis.
    • Tempat penyimpanan cadangan makanan.
    • Sebagai alat reproduksi vegetatif.

    Batang Dikotil

    Batang dikotil berasal dari meristem apikal. Meristem apikal pada ujung batang ini, sel-selnya senantiasa membelah, menyebabkan batang selalu tumbuh memanjang. Bagian inilah yang disebut titik tumbuh. Di belakang titik tumbuh batang tersebut bakal daun muda yang membulat, melindungi bakal cabang batang sehingga setelah daun mekar, calon cabang batang tampak dari luar. Oleh karena itu, cabang batang dikatakan bersifat eksogen.

    Meristem apikal batang belum mengalami differensiasi. Proses differensiasi terjadi pada bagian batang di belakang meristem apikal. Sel-sel jaringan pada bagian ini akan mengalami differensiasi menjadi beberapa jaringan primer, seperti epidermis, korteks, dan silinder pusat (stele).

    Bila dibuat sayatan melintang batang dikotil, tampak jaringan penyusunnya-urut dari luar kedalam-adalah epidermis, korteks, endodermis, dan stele.

    • Epidermis. Terdiri atas selapis sel yang tersusun rapat dan tidak mempunyai ruang antarsel. Dinding sel sebelah luar yang langsung berbatasan dnegan udra mengalami penebalan dari zat gabus ataukutikula. Fungsi epidermis adalah untuk melindungi jaringan di sebelah dalamnya. Setelah batang mengalami pertumbuhan sekunder, di beberapa tempat epidermis pecah dan terbentuk jaringan gabus yang dibentuk oleh kambium gabus. Bagian ini disebutlentisel untuk pertukaran gas.
    • Korteks. Atau sering disebut kulit pertama. Korteks bagian luar yang dekat dengan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, sedangkan makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim. Sel-sel korteks tidak tersusun rapat dan mempunyai banyak ruang antarsel yang amat penting untuk berlangsungnya pertukaran gas. Pada korteks batang, berbagai jenis tumbuhan sering ditemukan misalnya klorenkim, zat tanin, kolenkim, zat tepung, sel batu, dan serat. Kadang kala juga sering ditemukan adanya kelenjar minyak. Bagian terdalam dari korteks adalah endodermis atau kulit dalam.
    • Endodermis. Terusun atas selapis sel yang mempunyai bentuk dan susunan khas. Jaringan ini merupakan pemisah antara korteks dengan silinder pusat. Endodermis tumbuhan berbiji tertutup atau Angiospermae mengandung zat tepung sehingga sering disebut sarung tepung. Pada tumbuhan berbiji terbuka atau Gymnospermae, endodermisnya tidak mengandung zat tepung.
    • Stele atau silinder pusat. Merupakan bagian terdalam dari batang. Lapisan terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. Di sebelah dalam perisikel terdapat parenkim yang terdapat di tengah-tengah stele. Empulur juga terdapat di sekitar kelompok-kelompik ikatan pembuluh, seperti jari-jari, disebut jari-jari empulur. Ikatan pembuluhnya terdiri atas xilem dan floem yang tersusun secara kolateral. Artinya xilem dan floem yang berada dalam keadaan bersisihan, yaitu xilem disebelah dalam dan floem disebelah luar.

    Pada batang muda, kambium hanya terdapat di antara xilem dan floem disebutkambium intravasikuler. Pada perkembangan selanjutnya, parenkim di daerah antarvasis juga berubah menjadi kambium, disebut kambium intervasikuler. Dengan demikian, kambium tersebut berupa lingkaran utuh.

    Beberapa jenis tumbuhan dikotil batangnya tetap lunak dan tidak berkayu. Tumbuhan demikian disebut herba. Tidak semua tumbuhan herba mengalami pertumbuhan sekunder.

    Pada beberapa jenis tumbuhan herba, kambiumnya hanya terdapat pada vasis. Dengan demkian, pertumbuhan sekundernya hanya terbatas pada vasisnya saja. Bagian lain dari batang akan mengalami pertumbuhan sekunder oleh aktivitas kambium intervasikuler yang tidak merata. Kambium ini membentuk kayu atau parenkim saja. Pada herba tertentu, misalnya batang bunga matahari, kayu hanya berbentuk pada bagian batang yang tua saja.

    Tumbuhan herba yang tidak mengalami pertumbuhan sekunder, memiliki ciri khas yang berumur pendek. Tumbuhan yang demikian, misalnya adalah kacang tanah, kacang panjang, kenikir, bunga matahari, dan kangkung.

    Batang Monokotil

    Berbeda dengan batang tumbuhan dikotil, meristem apikal batang tumbuhan monokotil lebih kecil. Meristem ini berkembang menjadi kuncup aksiler, bakal daun, tunas ketiak, dan epidermis. Di bawah meristem apikal terdapat meristem primer yang melebar ke sekelilingnya serta menebal, disebut meristem perifer atau meristem tepi. Meristem perifer ini berkembang menjadi bagian utama dari batang yang berisi ikatan pembuluh.

    • Epidermis biasa dilengkapi dengan stomata dan bulu-bulu, serta memiliki dinding yang tebal dilapisi kutikula. Di bawah epidermis terdapat korteks atau hipodermis. Batas korteks dan stele biasanya tidak kelihatan jelas. Namun demikian, pada beberapa jenis monokotil, batas korteks dan stele amat jelas.
    • Stele terisi oleh ikatan pembuluh yang tersebar dan bertipe kolateral tertutup karena di antara xilem dan floemnya tidak ditemukan adanya kambium. Jumlah ikatan pembuluhnya amat banyak. Setiap ikatan pembuluh didampingi atau dilingkari oleh sarung skelenkim.
    • Silinder pusat berisi pembuluh angkut yang tersebar pada empelur, terkonsentrasi tertama mendekati kulit batang. Ke tepi, jumlah pembuluh banyak tetapi kecil, makin ke tengah, pembuluh lebih besar tetapi jumlahnya sedikit.
    • Di tengah-tengah stele terdapat empulur. Pembessaran batang dilakukan dengan pembentukan rongga dengan menghilangkan bagian empelur kecuali baga bagian kuku. Contohnya bambu.

    Tidak adanya kambium menyebabkan batang monokotil pada umumnya tidak dapat tumbuh membesar. Oleh karenanya, seluruh jaringan pada batang monokotil merupakan jaringan primer. Namun demikian, beberapa jenis tumbuhan monokotil, seperti beberapa jenis palem, sesuji, dan nanas seberang, batangnya dapat membesar.

    DAUN

    Daun merupakan organ tumbuhan yang mempunyai peran penting dalam memproduksi bahan makanan. Karena dalam daunlah terdapat jaringan yang paling banyak mengandung klorofil. Di samping itu, daun merupakan organ tubuh yang paling luas permukaannya sehingga dapat menyerap engergi cahaya matahari sebesar-besarnya.

    Anatomi Daun
    Macam jaringan yang menyusun daun pada dasarnya sama dengan jaringan yang menyusun akar dan batang, yaitu epidermis, parenkim, dan jaringan pembuluh.

    Epidermis. Terdapat pada bagian permukaan atas dan bawah daun. Epidermis berfungsi melindungi jaringan yang terdapat di sebelah dalam. Pada permukaan daun, terdapat lapisan kutikula yang berfungsi mencegah penguapan. Pada epidermis juga terdapat stomata, yaitu lubung yang dibentuk oleh sel epidermis yang berubah bentuk. Sel tersebut disebut dengan sel penjaga (guard cell).

    Untuk tumbuhan darat yang posisi daunnya mendatar, umumnya stomata terdapat pada epidermis permukaan bawah daun. Sedangkan untuk daun yang posisinya tegak, biasanya stomata terletak pada kedua sisi permukaan daunnya. Pada tumbuhan yang daunnya terdapat pada permukaan air, stomata terletak pada permukaan atas daun. Jumlah stomata pada setiap jenis tumbuhan berbeda. Tumbuhan air biasanya memiliki lebih banyak stomata untuk menambah penguapan air.

    Parenkim. Terdapat di bawah epidermis. Parenkim dapat dibedakan menjadi dua, yaitu parenkim palisade dan spons. Kedua parenkim tersebut merupakan mesofil atau daging daun. Pada parenkim ini terdapat banyak klorofil sehingga pada bagian inilah proses fotosintesis berlangsung.

    Ikatan Pembuluh. Terdiri atas xilem dan floem. Ikatan pembuluh atau vasis ini terdapat di dalam tulang-tulang atau urat daun, yang tampak menonjol pada permukaan bawah daun. Ikatan pembuluh ini merupakan lanjutan ikatan pembuluh pada batang dan akan berakhir pada celah kecil yang terdapat pada tepi daun. Celah ini disebut hidatoda.